TERKINI – Dinas Kesehatan Kota Sukabumi memperingati hari malaria sedunia 2018 melalui kegiatan surveilance migrasi malaria atau pemeriksaan bagi 100 siswa setukpa Lemdikpol yang berasal dari daerah endemis malaria seperti wilayah Indonesia timur, bertempat di ruang pertemuan setukpa Lemdikpol di Jalan Bhayangkara Kota Sukabumi, kemarin (25/4).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi, Lulis Delawati mengatakan, meski kota sukabumi terbilang non endemis malaria, tetapi karena memiliki salah satu sekolah yang siswanya berasal dari seluruh penjuru di indonesia, beberapa diantaranya berasal dari wilayah endemis malaria, maka dilakukan pengambilan semple atau pemeriksaan test malaria sebagai upaya deteksi dini.
“Kegiatan ini untuk deteksi dini kasus malaria baru baik yg bergejala ataupun tidak dg tujuan untuk memutus rantai penularan kasus malaria. Kota Sukabumi dipastikan non endemis malaria dan kami sudah punya sertifikat eliminasi malaria dari sejak tahun 2014,” terang Lulis.
Lanjut Lulis, setiap 25 april diperingati sebagai hari malaria sedunia. Sebelum ditetapkan oleh sidang kesehatan dunia milik organisasi kesehatan dunia atau WHO, gerakan kesadaran akan malaria dimulai di afrika lewat africa malaria day pada 2001. Pada 2007 WHO menetapkan world malaria day sebagai upaya untuk mempromosikan pendidikan dan pemahaman tentang malaria. “Di tahun 2018 ini, di peringatan mengambil tema ready to beat malaria atau bersiap kalahkan malaria di Kota Sukabumi,” tandas dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Yuzar Ismani mengatakan, kasus malaria di jawabarat tahun 2017 mencapai 320 kasus. Dari 27 kabupaten kota yang sudah tereleminasi mencapai 23 atau hanya tinggal menyisakan empat daerah yang masih endemis malaria. “Tak bisa dipungkiri bahwa penyakit malaria masih menjadi masalah serius di masyarakat,” ujar dia.
Yuzar menambahkan, malaria merupakan penyakit menular. Untuk menekan dan terhindar semua itu adalah kembali menggiatkan kembali pola hidup bersih dan sehat atau phbs serta gerakan masyarakat atau germas di lingkungan sekitar. “Malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia. Penyakit ini mempengaruhi tingginya angka kematian ibu hamil, bayi dan balita,” tandasnya .
Reporter
Dilla Novianti
Sumber
Sukabumi Ekspres