TERKINI – Jebolnya tanggul Sungai Cibandung di Jalan Titiran, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi, memasuki babak baru. Pelaksanaan pengerjaan proyek tersebut mulai dilirik jajaran Polres Sukabumi Kota yang akan menyelidikinya.
Kapolres Kota Sukabumi, AKBP Susatyo Purnomo Condro, mengatakan akibat hujan lebat Minggu (13/1), sedikitnya tujuh lokasi di Kota Sukabumi terkena dampaknya. Namun yang paling parah jebolnya talud di Jalan Titiran RT 01/02, Kelurahan Gunungpuyuh di sekitar lingkungan SMK Siliwangi Kota Sukabumi. Akibat bencana itu lima ruang kelas terendam dari luapan air tersebut.
“Kami akan melakukan langkah-langkah penyelidikan. Jadi nanti akan diketahui apakah ada tindak pidana yang terjadi terkait dengan jebolnya tanggul ini atau tidak. Berdasarkan informasi awal dari pihak sekolah maupun penduduk sekitar, ada pengalihan sungai yang cukup lebar. Kemudian dialihkan untuk kepentingan pengembangan perumahan,” kata Susatyo kepada wartawan, kemarin (14/1).
Susatyo akan mengawalnya. Sehingga akan diketahui sejauh mana pihak terkait yang bertanggung jawab atas jebolnya tanggul tersebut.
“Selain itu, yang utama kami lakukan bersama jajaran TNI, akan segera melakukan recovery supaya bisa dilakukan penyelamatan evakuasi barang-barang yang terdampak. Selain itu perlu membuat saluran baru untuk mencegah kejadian yang serupa,” ungkapnya.
Di tujuh titik
Di tujuh titik tersebut, TNI, Polri, BPBD, bersama elemen lainnya ikut membantu warga menangani pascabencana. Hal itu dilakukan untuk meringankan beban korban bencana.
“Kami bantu meringankan beban bersama BPBD dan Dinas Sosial,” pungkasnya.
Sementara itu Kasi Kedaruratan BPBD Kota Sukabumi, Ahdar Somali, mengatakan, selain jebolnya tanggul Sungai Cibandung, banjir juga menerjang Sungai Cileles. Ada berbagai faktor penyebab.
“Salah satunya pengalihan fungsi lahan dari daerah hulu, terjadinya pendangkalan di sekitar sungai, dan posisi dari pintu airnya terlalu tinggi. Sehingga jika debit air meningkat air meluap ke ke permukiman. Kemungkinan diperlukan rekonstruksi untuk pintu airnya agar tidak kembali terjadi hal serupa,” pungkas Ahdar. (job1/ovi)