TERKINI – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Sukabumi berunjukrasa di Balai Kota Sukabumi. Mereka mendesak kepala daerah untuk segera merealisasikan program yang menjadi skala prioritas 100 hari kerja. “Kami menagih janji dan mendesak wali kota dan wakil wali kota Sukabumi agar segera memenuhi janji 100 hari kerja,” ujar Ketua PMII Cabang Sukabumi Budiman, kemarin (10/12).
Para mahasiswa tersebut memulai aksinya berjalan dari Lapang Merdeka menuju balai kota. Mereka membawa berbagai atribut, mulai dari bendera organisasi, hingga atribut dan poster yang berisikan desakan realisasi program 100 hari kerja wali kota dan wakil wali kota Sukabumi.
Aksi unjuk rasa sempat memanas lantaran mereka memaksa ingin masuk ke halaman balai kota. Petugas melakukan negoisasi agar perwakilan saja yang diperbolehkan masuk. Namun mahasiswa menolak dan memaksa agar seluruhnya dipersilakan masuk. Petugas akhirnya mempersilakan masuk ke halaman parkir balai kota. Di halaman balai kota, mahasiswa berorasi dengan pengawalan petugas keamanan. “Pemerintahan Kota Sukabumi belum berhasil menyelesaikan persoalan di Kota Sukabumi,” ujar Budiman.
Tuntutan lain yang mereka sampaikan ialah penyelesaian pembangunan Pasar Pelita dan realisasi Perda PKL secara maksimal. Mereka juga meminta pemerintah daerah merealisasikan Perda Parkir dan parkir ikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Selain itu, mereka meminta Pemkot memberlakukan Perda Kos-kosan dan mendorong merealisasikan program pemberdayaan pemuda.“ BUMD untuk mendongkrak pendapatan daerah. Kami dorong pemerintah realisasikan pemuda mandiri enterpreneur disetiap kelurahan,” ungkapnya.
Setelah melakukan orasi, mahasiswa meninggalkan balai kota dan melanjutkan aksi unjukrasa di depan DPRD Kota Sukabumi. Di sana, mereka juga menyampaikan tuntutan yang sama. “Apabila tuntutan tersebut tidak direalisasikan kami akan melakukan unjukrasa kembali,” ujarnya.
Setelah menyampaikan aksinya, para mahasiswa kemudian melanjutkan unjukrasa di tugu Adipura yang selanjutnya membubarkan diri dengan tertib.(*)