Tugu merupakan sebuah simbol untuk mengenang suatu sejarah. Di Kota Sukabumi terdapat sebuah tugu yang berada di persimpangan Jalan Ahmad Yani dengan Jalan Kaum Kidul di Kelurahan Nyomplong, Kecamatan Warudoyong. Namanya Tugu Hansip. Namun kondisinya tak terawat bahkan dibiarkan terbengkalai.
ASEP HENDRAYANA, Sukabumi Ekspres
KETUA Yayasan Dapuran Kipahare Kota Suakbumi, Irman Firmansyah, mengaku prihatin atas kondisi tugu tersebut. Menurutnya, kondisi saat ini amat tidak terawat dan yang paling memprihatinkan tidak banyak masyarakat tahu sejarah tugu tersebut.
“Kita sangat prihatin dengan kondisinya yang tidak terawat. Lebih prihatin lagi banyak warga yang tidak tahu sejarahnya,” ungkapnya kepada wartawan, belum lama ini.
Dia melanjutkan, Yayasan Dapuran Kipahare berhara pemerintah dapat memberikan perhatian kepada tugu tersebut. Terlebih, pemerintah dapat melestarikan dan merekonstruksi kembali tugu tersebut agar menjadi lebih baik dan terawat. Soalnya, sambung dia, di balik Tugu Hansip itu terdapat momen bersejarah yang menjadi memori kolektif masyarakat Kota Sukabumi.
“Tugu ini seharunya bisa menjadi monumen yang dapat dikenang generasi sekarang. Mudah-mudahan pemerintah dapat tergerak dan memperhatikan. Dalam waktu dekat yayasan akan mengirimkan surat kepada pihak terkait di pemerintahan maupun di Balai Cagar Budaya supaya menyelamatkan tugu ini,” kata dia.
Irman juga mengungkap, Tugu Hansip didirikan pada 12 April 1962. Konon adanya tugu itu lantaran di Sukabumi dijadikan tempat pusat pendidikan dan pelatihan hansip. Bahkan, pada 1965 pascapemberontakan, hansip diperbantukan mencari tokoh-tokoh komunis di Sukabumi.
“Dalam buku polisi zaman Hindia Belanda yang diterbitkan KITLV, justru hansip ini lebih lama lagi sejak tahun 1900-an sudah ada yang ditugaskan karena kurangnya personel polisi. Seperti ronda yang terkoordinir, meskipun masih banyak kekurangan,” papar dia.
Saat itu, tambah Imran, hansip di bawah kementrian pertahanan dan semimiliter. Bahkan ada level seperti kompi dan batalyon di bawah militer. Namun, saat ini keberadaan hansip hanya bisa dilihat pada momen-momen tertentu.
“Tahun 1972 diubah jadi di bawah Kementerian Dalam Negeri. Meskipun masih berperan sebagai perlawanan rakyat dan perlindungan masyarakat, namun tahun 2014 peran perlawanannya dihilangkan. Saat ini perannya menurun dan tidak terkoordinir hanya jadi alat keamanan sewaktu-waktu seperti hajatan,” tutupnya.
Sementara itu, Asep, salah seorang juru parkir yang setiap harinya berada di sekitar Tugu Hansip, mengaku awalnya terdapat dua tugu. Namun, saat perbaikan trotoar satu tugu dibongkar dan tidak dipasang kembali.
“Memang sudah tidak terawat. Awalnya ada dua, tapi pas perbaikan trotoar dibongkar tapi tidak dibangun lagi,” pungkasnya.