TERKINI – Kasus Human Immunodeficiency Virus – Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV-AIDS) terus meningkat. Tahun ini saja di Provinsi Jawa Barat, jumlahnya mencapai 32.000 kasus. Atau rata rata kenaikan setiap tahunnya 6000 kasus.
Kepala Sekertariat Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Provinsi Jabar, Iman Teja Rahmana mengatakan, dari jumlah sebanyak itu diantaranya 30 persen merupakan kelompok usia 24 tahun ke bawah atau berstatus sebagai pelajar dan mahasiswa yang dinyatakan positif HIV.
Terjangkitnya virus mematikan ini, diakibatkan tingginya kasus seksual dan narkoba suntik dikalangan pelajar dan mahasiswa, sehingga hal itu harus segera diatasi.
“Kalangan pelajar dan mahasiswa ini semuanya positif HIV. Dibuktikan dari beberapa pemeriksaan dan analisa yang dilakukan di sejumlah wilayah di Jabar,” ujar dia.
Guna mengantisipasi penyebaran kasus ini, KPA terus melakukan edukasi dan mendorong tes HIV kepada siapa saja yang merasa sudah melakukan hal beresiko tersebut. Mayoritas penularan penyakit akibat hubungan seksual, atau dikategorikan akibat hubungan hetereoseksual. “Penumbuhan kelompok hetereoseksual semakin meningkat, perlu kami antisipasi agar tidak terjadi penyebaran yang lebih luas, ” kata dia.
Sejauh ini angka pengidap HIV masih didominasi usia 15-24 tahun, dengan jumlah persentase sekitar 30 persen. Sisanya pada usia lanjut dan pelajar. Kondisi ini tentunya menjadi pekerjaan rumah bersama, agar mengikis penyebaran penyakit mematikan ini. “Intinya kita bisa mengelola anak remaja, logikanya penambahan tidak akan signifikan. Kota sukabumi masi di peringkat ke 5 dalam kasus HIV/AIDS. Kota yang masih menjadi dominasi itu Bandung dan depok, ” terang dia.
Dijelaskan Iman, Kota Sukabumi merupakan salah satu contoh tempat berkumpulnya komunitas-komunitas yang beresiko HIV/AIDS. Diantaranya dari Kota Bogor maupun Cianjur. Selain itu juga akses kesehatan mereka difasilitasi di Kota Sukabumi. “Ya, kebanyakan bukan asli warga Kota Sukabumi, masa tidak kami bantu obati itu kan akan menjadi masalah. Sedangkan komunitas HIV itu sifatnya mobile. Dan ini menjadi perhatian khusus dari provinsi, “pungkasnya.
Dilla Novianti