TERKINI – Potensi munculnya radikalisme dan anti Pancasila di tanah air tidak hanya dari dalam negeri tapi juga dilakukan oleh pihak asing. Upaya membenturkan nilai agama dengan Pancasila untuk memecah belah Bangsa Indonesia. “Ada indikasi upaya yang dilakukan oleh pihak luar bahwa mereka mencoba memisahkan Pancasila dengan nilai agama, caranya dengan membenturkan agama dengan Pancasila,”kata Rektor Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) Prof DR, Sakti Alamsyah pada acara Forum Group Discussion (FGD) yang digelar Polres Sukabumi Kota di Hotel Pangrango Jalan Salabintana Kabupaten Sukabumi, Rabu (18/4).
Diungkapkan, pihak yang ingin mengacaukan tersebut mengetahui bahwa Pancasila yang menjadi dasar negara Republik Indonesia bersumber dari nilai-nilai agama. Landasan negara seperti ini menjadi kekuatan bagi Indonesia. “Ada negara lain yang mudah diporakporanda karena mereka tidak punya falsafah negara yang bersumber dari agama seperti Indonesia,”ujar Sakti.
Pancasila bersumber dari nilai-nilai agama dengan identitas yang pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Pemahaman terhadap Pancasila harus diperkuat agar Bangsa Indonesia tidak mudah dipebah belah. “Harus diperkuat pemahaman terhadap Pancasila,”kata dia.
Salah satu hal yang tidak boleh terabaikan kata Sakti yakni dengan meningkatkan pemahaman para siswa terhadap Pancasila. Sebagai penerus bangsa, para siswa harus memahami secara mendalam akan nilai-nilai Pancasila. Salah satunya melalui upacara setiap Senin disekolah. “Siswa jangan dijauhkan dengan Pancasila. Jangan sampai ada sekolah yang tidak melaksanakan upacara setiap hari Senin apa pun alasannya,”tegasnya.
Pancasila sebagai sumber hukum tertinggi harus dijunjung tinggi. Tekad ini untuk menjaga stabilitas nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan merupakan ketentuan yang harus dipertahankan. “Kuncinya, pertahankan Pancasila sebagai landasan filosofi dalam berbangsa, berjiwa dan bernegara,”sebutnya Sakti.
Menurutnya, tidak ada satu orang pun dinegara ini yang berani merubah Pancasila dan Pembukaan UUD 45. Tapi tidak ada jaminan isi batang tubuh UUD 45 tidak dirubah. Amandemen yang dilakukan tiada lain untuk merubah batang tubuh UUD 45. Dia tidak ingin amandemen yang isinya bertentangan dengan Pancasila. “Undang-Undang Dasar tidak berubah tapi yang di dalamnya yang menjiwai Bangsa Indonsia itu diamandemen, makanya harus dikawal. Kalau ada amandemen yang bertentangan dengan nilai Pancasila harus ditolak secara bersama oleh semua ummat Islam. Ini prinsif bagi Bangsa Indonesia,”katanya.
Pada kesempatan tersebut, secara khusus Sakti meminta seluruh pimpinan partai politik dan DPR RI agar dengan ketat pengawal amandemen UUD 45. Jika amandemen semakin jauh dari nilai-nilai Pancasila, dia khawatir menjadi ancaman dan akan membahayakan stabilitas Bangsa Indonesia.
Kapolres Sukabumi Kota, AKBP Susatyo Purnomo Condro mengatakan, digelarnya kegiatan tersebut untuk mendapatkan informasi dan masukan dari narasumber dan para akademisi terkait potensi munculnya radikalismen dan anti Pancasila di Sukab umi. Melalui kegiatan tersebut, menekan munculnya radikalisme dan intoleransi dan berbagai paham anti Pancasila itu bisa dilakukan secara halus. Tentunya juga dengan cara pendekatan kepada masyarakat. “Semua komponen kami undang untuk mendapatkan pemahaman dan tambahan wawasan. Tentunya untuk menekan dan menjadi pertimbangan bagi kami terkait dengan paham anti Pancasila,”ungkapnya.
Sejauh ini, Kapolres belum mendapat informasi adanya anti Pancasila dan radikalisme di wilayah hukum Polres Sukabumi Kota. Bersama unsur masyarakat dan Forkopimda, jajarannya melakukan monitoring terhadap semua kegiatan yang ada di wilaynya. “Kami sinergi dengan semua tokoh masyarakat, alima ulama. Kami belum menemukan adanya suatu pergerakan atau pun kegiatan yang menonjol terkait anti Pancasila. Namun karena ini sifatnya laten kami harus tetap waspada. Pendekatan yang konstruktif dan humanis kepada meraka yang dianggap berpotensi anti Pancasila,”pungkasnya.
Reporter
Hanif Nas
Sumber
seputarsukabumi.com