TERKINI– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi mencatat, kerugian bencana di Kota Sukabumi, sejak bulan Januari 2018 sampai dengan bulan April 2018 mencapai Rp 1.317.875.000. Jumlah kerugian bencana selama empat bulan tersebut, hampir mencapai setengahnya dari kerugian bencana pada tahun 2017 yang lalu, sebesar Rp 2,7 miliar.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD, Akhmad Zulkarnain memaparkan, kerugian terbesar bencana diakibatkan oleh bencana angin topan dan angin puting beliung, yang jumlahnya mencapai Rp 544.375.000, disusul bencana tanah longsor mencapai Rp 290 juta, bencana kebakaran mencapai Rp 272 juta, bencana cuaca ekstrem mencapai Rp 165 juta, bencana gempa bumi Rp 36 juta dan banjir mencapai Rp 9,5 juta.
“Sementara kerugian terbesar bencana di Kota Sukabumi pada tahun 2017 diakibatkan oleh bencana tanah longsor yang mencapai Rp 1.057.800.000,00, disusul bencana kebakaran Rp 920.850.000, dan bencana angin topan Rp 20 juta. Dampak kerusakan yang ditimbulkan tersebar di 11 kelurahan, antara lain Kelurahan Cikole, Cisarua, Gunung Parang, Karangtengah, Karamat, Warudoyong, Tipar, Citamiang, Gedong Panjang, Nanggeleng dan Cibeureum Hilir,” papar Zulkarnain.
Diungkapkan pula, dari 11 kelurahan tersebut, yang paling besar mengalami kerugian adalah Kelurahan Cikole yang mencapai Rp 279.250.000. Bencana mengakibatkan 11 pohon tumbang, serta lima rumah, satu masjid, tiga mobil, satu sepeda motor dan satu gerobak rusak.
Lebih jauh diungkapkan, bencana di Kota Sukabumi yang paling banyak menyebabkan kerusakan adalah bencana angin kencang dan angin puting beliung. “Angin kencang merusak 42 rumah, satu masjid, satu kios, tujuh mobil, lima sepeda motor, enam baliho atau reklame, tiga gerobak dan 30 pohon,” lanjutnya.
Zulkarnain berharap kerugian materiil akibat bencana di Kota Sukabumi ke depannya bisa ditekan, dengan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana. “Oleh karena itu, BPBD Kota Sukabumi secara konsisten menyelenggarakan diseminasi Penguatan Kesiapsiagaan Daerah Rawan (PKDR) Bencana Hidrometeorologi, yang terdiri dari tiga aspek, yakni cuaca, iklim dan perubahan iklim, serta sosialisasi pengurangan risiko bahaya kebakaran dan yang lainnya,” tandas Zulkarnain.
Reporter
Dilla Novianti
Sumber
Sukabumi Ekspres