TERKINI – Pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath Kota Sukabumi, Fajar Laksana menerima penghargaan berupa Sertifikat Aristocrat Global Leadeship and Citizen of Earth (sertifikat bangsawan kepemimpinan global dan warga dunia) dari WPF Unesco. Dua penghargaan tersebut diserahkan oleh Ketua World Philosophical Forum (WPF) United Nation Unesco untuk Indonesia, Muhammad Jeseus Chrisna di Ponpes Dzikir Al Fath Kota Sukabumi, Sabtu (3/11). Selain serah terima penghargaan, juga dilakukan prosesi pengangkatan Muhammad Jeseus Chrisna sebagai anggota kehormatan keluarga pewaris Kerajaan Pajajaran di Sukabumi.
Fajar Laksana tidak menduga menerima penghargaan yang juga diterima oleh tokoh dunia tersebut. Sebab, apa yang dilakukannya selama ini tidak lain untuk semata menjalankan amanat dari agama, negara. Juga mewarisi leluhurnya untuk melestarikan seni dan budaya Sunda khususnya Prabu Siliwangi. “Misi dari WPF Unesco itu sama dengan ajaran Agama Islam yakni rahmatan lil alamin, sama dengan UUD 45 dan siloka Prabu Siliwangi yakni silih asah, silih asuh dan silih wawangi. Semuanya intinya menjaga perdamaian dunia,” jelas Fajar kemarin (6/11).
Diungkapkan, kedatangan Ketua WPF Unesco tersebut merupakan kali kedua. Sebelumnya, Muhammad Jeseus Chrisna datang untuk melihat dan mengamati keunikan yang ada di ponpes tersebut. Sedangkan kedatangan kali ke dua untuk memberikan sertifikat. “Selama di Ponpes ini, beliau melihat kegiatan keagaman, museum, seni dan budaya seperti kesenian Boles dan Lisung Ngamuk serta pengobatan tradisional,” jelasnya.
Pengobatan yang dilakukannya dengan cara tradisional dengan bahan alami yang mudah didapat. Pasiennya beraneka ragam suku, agama dan kebangsaan. “Pasien yang datang ke sini ada dari berbagai negara seperti, Australia, Inggris, Malaysia, Brunei dan Jerman,” ungkap Fajar.
Pada kesempatan tersebut, Fajar Laksana juga memberikan penghargaan dan mengangkat Muhammad Jeseus Chrisna sebagai warga kehormatan Waruka Saka Bumi Padjajaran dengan gelar Rama Agung Jaya Lelana. “Beliau diharapkan menjadi duta budaya Sunda Padjajaran di seluruh dunia,” pungkasnya.
Dia menyatakan siap diundang untuk memberikan sumbang saran untuk kedamaian dunia berdasarkan ilmu yang dimilikinya, dan kedamaian yang diajarkan oleh agaman, negara dan budaya Sunda yang diwariskan Kerajaan Padjadjaran.
Sementara Muhammad Jeseus Chrisna mengatakan, diberikannya penghargaan tersebut karena Fajar dinilai memiliki komiten yang kuat dalam membantu kedamaian dunia. Hal itu dilihat dari kegiatannya sebagai pewaris budaya dan membantu pengobatan tanpa memandang suku, agama dan bangsa. “Penghargaan ini diberikan untuk tokoh yang ke 15 di Indonesia, sedangkan di dunia sekitar 200 tokoh dunia, antara lain Bill Gates, Barak Obama, Antonio Guteres dan Kofi Annan,” ungkapnya.
Dijelaskan, penerima penghargaan tersebut akan diundang untuk memberikan sumbang saran tentang perdamaian dunia. Selain itu, juga memiliki prioritas jika berkunjung ke seluruh dunia tanpa harus menerima hambatan termasuk visa. “Semua negara harus menerima pemegang sertifikat ini. WPF Unesco memiliki 55 kantor di seluruh dunia termasuk di Indonesia,” kata pria asal Irlandia tersebut.
Muhammad Jesus Chrisna mengetahui sosok Fajar Laksana dari media dan informasi dari temannya di Jakarta. Dia kemudian mengunjungi Ponpes Al Fath untuk membuktikan kebenaran informasi tersebut. “Saya ingin ketemu dengan Fajar Laksana dan ingin membuktikan kebenarannya. Ternyata benar,” ungkap muallaf yang telah 3,5 tahun di Indonesia tersebut.
Dia meminta Fajar Laksana untuk tampil memberikan sumbang saran pada acara yang kelak digelar oleh WPF Unesco di berbagai negara dunia. Seni dan buda seperti Boles, Lisung Ngamuk dan pengobatan yang dilakukan oleh Fajar Laksana juga diharapkannya bisa diperkenalkan ke berbagai negara. (*)