TERKINI – JL SURYAKENCANA – Memasuki 2019 penyebaran wabah demam berdarah dengue (DBD) di Kota Sukabumi mencapai 31 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak tiga orang penderitanya meninggal dunia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Sukabumi, Lulis Deliawati, mengatakan selama 17 hari pertama bulan ini telah ditemukan sebanyak 31 kasus DBD. Cenderung banyaknya temuan kasus DBD membuat Dinkes meningkatkan kewaspadaan.
“Kurun dua pekan ini terjadi 31 kasus DBD, bahkan ada yang meninggal dunia,” kata Lulis, kemarin (21/1).
Sejak 2017 Kota Sukabumi menjadi salah satu wilayah tertinggi kasus DBD di Jawa Barat. Sementara berdasarkan survei, daerah tertinggi kasus DBD di Kota Sukabumi yakni Kelurahan Subangjaya, Kelurahan Nanggeleng, dan Kelurahan Lembursitu.
“Banyak faktor yang menyebabkan suatu daerah terjadi DBD. Pada intinya, tingkat kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan harus terus ditingkatkan,” jelasnya.
Tingginya curah hujan akhir-akhir ini menjadi pemicu merebaknya wabah DBD. Apalagi banyak tumpukkan sampah di mana-mana karena terbawa banjir.
“Ini memicu berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti,” kata Lulis.
Solusi mencegah meningkatnya kasus DBD, kata Lulis, Dinkes Kota Sukabumi tak bosan-bosannya mengimbau masyarakat untuk rajin menjaga kebersihan di area tempat tinggal. Misalnya melakukan gerakan menguras, menutup, dan, mengubur serta pemberantasan sarang nyamuk (PSN) alias 3M.
“DBD salah satu penyakit yang kami waspadai merebak saat musim seperti ini,” tegasnya.
Jumlah kasus DBD di Kota Sukabumi relatif cukup tinggi. Pada Oktober dan November 2018, temuan DBD dilaporan sebanyak 20 kasus. Memasuki Desember jumlahnya meningkat menjadi 40 kasus.
“Kasusnya relatif meningkat,” pungkasnya. (Dila Novianti)