TERKINI – Andreas Ferdian ,29, Warga Kampung Cibatu Pos RT 23 RW 07 Desa/Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi mengeluhkan mahalnya biaya pengobatan di RSUD R.Syamsudin SH. Dia membutuhkan dana cukup besar untuk biaya pengobatan anaknya, Faeyza Ferdian ,9 bulan yang penderita Meningitis atau radang selaput otak. Karena tak mampu membayar, Andreas menyampaikan kesulitannya kepada Ketua Forum Rakyat Miskin Bersatu (FRMB), Tatan Kustandi, kemarin (26/02).
Andreas mengaku tak mampu membayar biaya perawatan dan pengobatan anaknya di rumah sakit milik Pemkot Sukabumi tersebut sebesar Rp22 juta. “Saya bingung dengan biaya sebesar itu, makanya saya mendatangi rumah Bah Tatan. Saya tau beliau suka membantu rakyat kecil,” kata Andreas setelah bertemu dengan Ketua FRMB, Tatan Kustandi di rumah sakit yang dikenal dengan Bunut tersebut, kemarin (26/2).
Dia mengisahkan, anaknya telah menjalani perawatan di ruang RSUD Bunut sejak 29 Januari lalu. Selama menjalani perawatan, Faeyza sempat siuman namun kesehatan menurun drastis dan harus dirawata di ruang ICU hingga saat ini.
Selama masa perawatan anaknya, Andreas telah mengeluarkan biaya sebesar Rp1,5 juta. Hal tersebut terjadi karena biaya pengobatan anaknya tidak bisa dijamin oleh BPJS. Sebab, kartu BPJS atas nama Faeyza baru keluar tanggal 18 Februari lalu. “Waktu lahir, kondisi anak saya normal, tidak menunjukkan gejala menderita peradangan otak,” tambahnya.
Ketika anaknya dibawa ke rumah sakit hanya bermodalkan nekad dan berbekal KIS (Kartu Indonesia Sehat) yang belum pernah digunakan. Sebagai sales perabotan rumah tangga di luar daerah, Andreas tidak memiliki uang yang cukup untuk pengobatan dan perawatan anaknya. “Saya memang nekad membawa anak ke rumah sakit karena yang penting anak saya sehat kembali. Seandainya nanti umur anak saya tidak panjang, saya dan istri saya sudah berjuang untuk menyembuhkannya,” ungkap Andreas.
Sementara itu Ketua FRMB, Tatan Kustandi yang juga menjabat sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Sukabumi mengatakan, dirinya telah berkoordinasi dengan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, M. Jaenudin untuk membantu kesulitan yang dialami Andreas.“Keluarga yang minta bantuan itu warga Kabupaten Sukabumi. Jadi saya mengontak Kang Jaenudin,” jelas Tatan.

Melalui jasa baik Jaenudin, tragedi yang menimpa keluarga Andreas sudah diketahui oleh Sekda dan Dinkes Kabupaten Sukabumi. Menurut Tatan, Pemkab Sukabumi akan segera menangani keluhan Andreas. Dan hingga saat ini, Tatan masih menunggu sikap dan kebijakan dari Pemkab Sukabumi.“Saya tetap menempuh kode etik, menghargai, dan menghormati ranah di Kabupaten Sukabumi karena ini menyangkut warganya,” pungkasnya.(Asep Hendrayana)