TERKINI – LEMBURSITU – Serangan hama organisme pengganggu tanaman (OPT) mulai mengancam lahan pertanian di Kota Sukabumi bersamaan tingginya intensitas curah hujan. Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan setempat pun mulai mengatur strategi agar serangan tidak berjalan masif.
“Ancaman serangan OPT cukup meningkat dalam kondisi cuaca seperti sekarang,” kata Kepala DKP3 Kota Sukabumi, Kardina Karsoedi, kepada wartawan, kemarin (6/2).
Hama OPT yang biasa menyerang dalam kondisi cuaca sekarang di antaranya hawar daun bakteri (HBD), sundep, wereng batang cokelat, kutu kebul, hama blas, dan tikus. Beragam OPT itu biasanya menyerang saat tanaman padi muncul daun kelima atau mulai membentuk anakan. Terutama bersamaan dengan berkembangnya tunas baru sampai dengan fase berbunga. “Kebanyakan hama blast yang sering muncul,” terang Kardina.
Namun, lanjut dia, jenis hama ini masih bisa ditangani dengan baik sehingga tidak meluas dan menyebabkan dampak pada tanaman padi. Kardina menuturkan, luasan lahan pertanian di Kota Sukabumi saat ini mencapai sebanyak 1.400 hektare.
Dari jumlah tersebut seluas 321 hektar merupakan lahan pangan pertanian berkelanjutan (LP2B). Lahan itu terdiri dari lahan sawah milik masyarakat dan lahan sawah milik Pemerintah Kota Sukabumi. Lahan LP2B tersebut sangat aman dari alih fungsi lahan karena lokasinya jauh dari jalan raya.

“Seluruh lahan sawah tersebut dipantau dan dijaga secara optimal oleh DKP3 Kota Sukabumi bersama dengan para petani. Pemanataun dilakukan mulai ditanami padi sampai dengan dipanen,” tandasnya. (Dila Novianti)